Selasa, 28 Oktober 2014

Pakaian adat Papua barat


Pakaian adat pria dan wanita di Papua secara fisik mungkin anda akan berkesimpulan bahwa pakaian tersebut hampir sama bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan bagian bawah dengan model yang sama. Mereka juga sama-sama memakai hiasan-hiasan yang sama, seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Bentuk pakaian yang terlukis di sini merupakan ciptaan baru. Biasannya tak lupa dengan tombak/panah dan perisai yang dipegang mempelai laki-laki menambah kesan adat Papua.
Pakaian Pernikahan Mempelai 
Pakaian pernikahan yang dikenakan oleh kedua mempelai adalah busana putih-putih, merah-kecoklatan. Orang Papua memang menyenangi warna putih dalam berbusana, hal ini merupakan suatu perkembangan yang berjalan seiring dengan waktu.

Meski mereka tetap menyukai warna-warna meriah dan corak khas Papua, seperti manik-manik atau hiasan bulu cendrawasih. Kombinasi warna yang dipakai disimbolkan oleh corak warna bulu burung cendrawasih.
Pakaian Tetua Adat dan Agama 
Yang dikenakan oleh para tetua adat dan agama adalah berbeda. Tetua Adat biasanya menggunakan pakaian adat Papua tradisionil, bulu cendrawasih dan hiasan taring babi. Sedangkan Tetua Agama mengenakan jubah kuning flannel yang seragam dan senada.
Pakaian Pernikahan Masyarakat 
Masyarakat setempat yang menjadi pengiring mempelai biasanya mengenakan pakaian biasa atau baju terbaik mereka. Atau bila tidak, pada umumnya mengenakan sarung tenunan lokal dengan atasan baju biasa atau baju berwarna putih – yang menandakan kesucian.

Berbeda dengan koteka. Berikut Penjelasan mengenai pakaian atau baju adat Papua:

Koteka merupakan suatu keterampilan yang unik, yang hanya dimiliki oleh suku pedalaman masyarakat di Papua, dimana Koteka merupakan pakaian adat yang digunakan pada saat belum dikenalnya Celana.digunakan untuk menutupi (maaf) Kemaluan Laki-laki.

Asal Usul
Koteka terbuat dari kulit Labu Air. cara pembuatanya dengan mengeluarkan isi dan biji labu yang sudah tua, dan kulitnya di jemur. kata Koteka secara harfiah, bermakna Pakaian, berasal dari bahasa salah satu suku di Kab.Paniai. sebagian Suku pegunungan Jayawijaya menyebutnya hilom atau horim

Banyak Suku yang dapat dikenali dengan cara mereka menggunakan koteka, untuk koteka yang pendek digunakan saat bekerja dan yang panjang dengan atribut hiasan, digunakan pada saat melaksanakan upacara adat, namun setiap suku memiliki perbedaan bentuk Koteka, misalnya Suku Yali, memiliki bentuk labu yang panjang, sedangkan masyarakat Tiom biasanya memakai dua labu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar